Pahami 6 Istilah Ini Supaya Menjadi Trader Sukses
Pasar saham punya tak sedikit sekali istilah-istilah asing yg kerap bikin bimbang trader maupun investor pemula. Mulai dari istilah resmi hingga istilah gaul yg dipakai antar komunitas. Jika pada postingan sebelumnya saya telah mengulas beberapa istilah gaulnya, postingan ini akan membahas istilah-istilah resmi yg tak jarang timbul dikala melakukan trading. Ada apa saja, ya? Yuk, baca hingga berakhir biar nggak bingung

Beberapa trader memilih untuk take profit dengan level harga yg berbeda. Biasa disebut dengan TP1, TP2, dan seterusnya. Alasannya boleh jadi sebab terkadang pasar bergerak positif mendekati TP, tapi kemudian berbalik arah. Apabila kembali terjadi reversal, trading justru merealisasikan kerugian sebab terlanjur ditutup oleh SL. Multiple TP memungkinkan trader untuk menutup perdagangannya dengan keuntungan.
1. Watchlist
Watchlist merupakan tools trading untuk mengamati beberapa saham sekaligus yg dianggap trader punya potensi perdagangan yg baik. Watchlist yg sempurna bisa menolong mengidentifikasi kesempatan trading, melacak kinerja portofolio, maupun memonitor saham yg sedang ramai diperdagangkan.
Setelah melakukan analisis dan membikin trading plan, biasanya seorang trader alias investor akan membikin watchlist yg berisikan saham-saham opsi dengan jumlah belasan, puluhan, bahkan lebih untuk mengenal saham yg paling potensial.
Misalnya saja seorang trader ingin membeli saham diari sektor tertentu. Tetapi apabila nyatanya harga saham dari sektor tersebut terlalu tinggi, jadi yg bisa dilakukan merupakan mencari saham dengan penawaran harga terbaik. Dengan membikin watchlist saham, trader bisa melacak beberapa variabel penilaian. Mulai dari perbandingan PER, PBV, dan lainnya.
Dari sekian saham yg ada di watchlist, selanjutnya akan disaring berdasarkan perbandingan yg paling sesuai dengan penilaian subjektifnya. Untuk membikin watchlist, beberapa sekuritas dan platform besar semacam Yahoo Finance, Bloomberg, dan MarketWatch memperkenalkan fitur ini untuk menyampaikan kemudahan bagi trader alias investor.
2. ATH
ATH alias All Time High merupakan istilah yg membahas keadaan di mana harga saham memecahkan rekor masa lalunya dengan menyentuh harga paling atas baru yg belum sempat ditembus sebelumnya pasca perusahaan melakukan IPO.
ATH menyampaikan kesempatan yg bagus, tapi juga bisa jadi jebakan bagi para trader. Jika saham dengan cara konsisten sanggup mencapai ATH, ini mengindikasikan adanya tren naik. Maka dari itu, ATH rawan aksi profit taking
Melalui Kontan, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengingatkan trader untuk masih waspada pada dikala ATH. Hal ini disebabkan adanya siklus urusan ekonomi alias perubahan peraturan. Wawan menekankan untuk berpatokan pada fundamental perusahaan dan proyeksi urusan ekonomi perusahaan tersebut baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
3. Support dan Resistance
Dari segi analisis teknikal, support dan resistance merupakan faktor yg penting untuk menentukan psikologi pasar dan supply and demand saham. Ketika kedua level sukses ditembus, kekuatan supply and demand yg menciptakan level ini diasumsikan telah kembali bergerak. Dalam faktor ini, support dan resistance yg baru mungkin akan terbentuk.
Support merupakan area harga tertentu yg disepakati bersama oleh para trader sebagai titik terendah supaya harga saham tak jatuh lebih jauh lagi. Sehingga ketika saham menyentuh level support, nantinya harga saham tersebut akan memantul kembali ke atas.
Pada contoh foto di atas, saham yg mencapai level support kesulitan untuk melalui titik support. Alasannya sebab ketika harga bergerak turun dan mendekati support, buyer (demand) cenderung ingin melakukan pembelian. Di segi lain, seller (supply) justru enggan untuk menjual. Namun apabila support tertembus, jadi harga akan turun ke bawah hingga menemukan titik yg baru.
Sementara itu resistance merupakan area harga tertentu yg diyakini trader sebagai titik paling atas di mana pasokan lumayan kuat, jadi bisa menahan harga saham bergerak lebih tinggi. Perhatikan foto tadi yg menunjukkan bahwa setiap kali saham mendekati level resistance, akan susah untuk naik lagi.
Mengapa demikian? Kebalikannya dari support, ketika harga naik dan mendekati resistance, seller cenderung akan menjual, sedangkan buyer enggan untuk membeli. Maka dari itu, biasanya harga saham akan turun seusai menyentuh resistance. Jika terjadi breakout alias resistance tertembus, harga akan mencetak resistance baru.
4. Stop Loss
Stop loss (SL) bisa didefinisikan sebagai pesanan di muka untuk menjual aset saham ketika harga mencapai titik tertentu yg berfungsi supaya trader bisa membatasi kerugian dan mengurangi eksposur risiko dalam trading. Dengan menempatkan perintah stop loss, itu artinya trader menyampaikan aba-aba pada broker untuk menjual saham dikala mencapai batas yg sebelumnya ditentukan.
Misalnya, trader membeli saham di harga Rp700 per lembar saham. Kemudian memasukkan perintah stop loss untuk melepas kepemilikan saham di harga Rp600 per lembar saham. Maka ini dengan cara manjur bisa membatasi risiko trading hingga kerugian maksimum, yaitu Rp100 per lembar. Apabila harga lembar saham turun menjadi Rp600, order akan otomatis dieksekusi.
5. Tick
Istilah tick dalam trading sebetulnya mengacu pada fraksi harga saham yg merupakan ukuran pergerakan minimum alias satuan kelipatan dari harga saham baik ke atas maupun ke bawah. Di Indonesia sendiri kelipatan harga yg diperbolehkan diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini berfungsi supaya perdagangan saham menjadi lebih teratur dan sesuai dengan mekanisme pasar.
Saat ini saham dengan range harga Rp2.000-5.000 ditetapkan tick harga saham sebesar Rp10. Dengan kata lain perubahan kelipatan harga saham yg mungkin terjadi merupakan Rp2.010, Rp2.020, Rp2.030, dan seterusnya. Jadi dalam saham tersebut nggak akan ditemukan saham yg harganya Rp2.345 alias Rp2.036 sebab pergerakannya mengikuti ketentuan tick dari BEI.
Ini penting untuk dipahami trader. Sebab apabila order yg dimaksukkan nggak sesuai dengan tick alias fraksi harga, jadi order akan ditolak dengan cara otomatis oleh sistem yg bernama Jakarta Automated Trading System (JATS). Berikut fraksi harga yg berlaku.
6. Take Profit
Take profit (TP) merupakan perintah untuk menutup transaksi trading sebab keuntungan telah sukses didapatkan. Take profit dilakukan dengan tutorial menjual saham seusai harganya mencapai titik yg diinginkan. Jadi kalau harga saham belum menyentuh batasnya, order take profit nggak bisa dieksekusi.
Biasanya trader memakai TP bersamaan dengan perintah SL. Ketika harga saham naik ke titik take profit, order TP selanjutnya akan dijalankan. Dan apabila harga saham jatuh ke titik stop loss, perintah SL akan dieksekusi untuk menghindari kerugian yg mendalam.
Take profit sempurna dipakai bagi trader jangka singkat yg ingin mengelola risiko mereka. Ini disebabkan mereka bisa segera keluar dari posisi trading seusai sasaran imbal yg akan terjadi telah tercapai supaya terhindar dari risiko penurunan pasar di kemudian hari. Berbeda dengan trader jangka panjang yg berpendapat take profit bisa menekan potensi keuntungan.